|
|
|
Komentar kamu
Blitar Kita bilang,
ada tempat namanya Bakso Rejeki,
di Jl Kartini, Kota Blitar. Sebelah barat Hotel Patria. ,
yang jualan Bakso.
makanannya Halal.
Katanya sih, ...BLITARKITA.COM - Pada makanan, seringkali kita bisa belajar soal budaya. Pada bakso, kita mendapat pelajaran tentang bangsa yang kini disebut Indonesia, nesia yang indo. Bangsa yang campuran. Bakso juga makanan campuran.
Memang belum ada riset serius soal asal-usul bakso. Tapi, mudah diterka, bakso bukan makanan “asli” Indonesia. Bakso segera mengingatkan kita pada awalan “bak” pada kata “bak mie” atau “bak pao”. Ringkasnya, bakso datang dari negeri beratus-ratus kilometer di seberang lautan sana.
Orang kebanyakan menyebutnya negeri Cina, orang dulu menyebutnya Tiongkok, orang Jawa Tengah menghaluskannya sebagai Cinten. Kini, orang yang tak sadar betapa kayanya khazanah bahasa-bahasa Nusantara, latah menyebutnya China. Pada makanan khas China, orang sekarang menyebutnya Chinesse Food.
Begitulah, bakso dari Tiongkok yang Asia juga cocok buat lidah Asia. Maka, kita bisa saksikan, makanan ini dengan berbagai variasi bumbu serta bentuknya, sedemikian kondang di seluruh negeri, tak terkecuali di Blitar. Pasti butuh waktu berabad-abad untuk bisa kondang begitu. Ini sekaligus menandai satu akulturasi selera dan budaya. Ia juga menegaskan satu kasunyatan yang susah dihindari bahwa bangsa Tionghoa beranak-pinak di Nusantara sejak lama dan selayaknya ia tak lagi disebut non pribumi.
Kembali ke bakso. Ada satu bakso yang layak dicoba di Blitar. Tidak terlalu istimewa tempatnya tapi yang penting rasanya nendang banget. Dan, ini yang penting di atas segalanya, harganya kelewat murah. Cuma Rp 3.000 per porsi. Itu sejak tahun lalu, ketika Gunung Kelud mengamuk tapi ternyata tak jadi.
Sampai sekarang pun, ternyata harganya masih Rp 3.000 per porsi. Padahal, dalam masa kurang dari setahun itu, penguasa kita di Jakarta menaik-turunkan harga bahan bakar minyak semau-maunya, kemudian menurunkannya ke harga awal justru menjelang pemilihan umum, musimnya orang-orang berebut kuasa.
Bakso supermurah itu berjuluk Bakso Rejeki. Ada dua warungnya, satu di utara Alun-alun, satunya lagi di Jalan Kartini, barat Hotel Patria. Bagi pelancong dari luar Blitar, silakan pilih warung di Alun-alun atau di Jalan Kartini yang lebih “manusiawi” karena menempati kios permanen. Sedangkan warung di Alun-alun hanya tenda non permanen atau sejenis pedagang kaki lima.
Warung di Jalan Kartini biasanya dijaga dua pramusaji. Perempuan semua. Kadang-kadang juru parkir di depan situ ikut membantu. Entah merapikan botol minuman atau mangkuk. Tapi tak pernah terlihat ikut mencuci sendok dan mangkuknya.
Orang boleh mendebat soal rasa baksonya dengan membandingkan bakso lain yang lebih dulu mapan di Blitar. Tapi, Rejeki tetap lebih unggul karena membuat konsumen anti rugi. Hanya dengan Rp 3.000 per porsi, serut, eh lidah bisa bergoyang. Tapi perut tak dijamin langsung kenyang. Bagi yang terbiasa porsi jumbo, kira-kira perlu pesan lagi supaya puas.
Penthol Bakso Rejeki terbilang empuk, juga dagingnya. Siomay-nya juga krenyes-krenyes. Tahu gorengnya serasa menyerap seribu bumbu. Tulisan wisata kuliner biasanya memang menggambarkan serba enak begini, bahkan cenderung melebih-lebihkan. Tapi ini tidak, sumprit tidak melebih-lebihkan. Bakso Rejeki bolehlah diadu dengan bakso waralaba papan atas mana saja. Pasti Rejeki yang menang karena murahnya. Ia membuat siapapun anti rugi meski traktir teman senegeri. Satu lagi, warungnya bersih, sebersih pramusajinya. Sayang, mereka tak buka sehari semalam. Cuma pagi sampai sore, bahkan kadang tandas sebelum siang. Siapa mau dapat pramusaji, eh rejeki? |
| Dikirim pada Jumat, 20 Maret 2009 19:03:34 komentar yang lain ( 0 ) |
| [komentar kamu] |
|
Rasa : 7.5
Suasana : 7
Pelayanan : 7.25
Kebersihan : 7
|
|
|
